Senin, 11 Maret 2013

Bersyukur kepada Allah

Bersyukur kepada Allah (oleh a_dieni_l)
Disadur dari Harun Yahya, “Giving Thanks to Allah”
Sumber: themodernreligion.com/basic/charac/thanks.html

Bersyukur merupakan wujud terima kasih kita atas segala pemberian dan kebaikan dari Allah swt. Dalam tulisan Harun Yahya, terdapat hampir 70 ayat yang menyebutkan pentingnya berterimakasih kepada Allah. Misalnya dalam surat Al Baqarah ayat 172 yang isinya memerintahkan orang-orang yang beriman untuk makan makanan baik yang telah disediakan oleh Allah dan bersyukurlah kepada Allah, tuhan yang disembah. Pada ayat lain, yaitu surat Az-Zumar 65-66, disebutkan jika kita mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amal kita dan kita termasuk orang yang rugi. Maka hendaknya hanya Allah saja yang kita sembah dan hendaknya kita termasuk orang yang bersyukur.

Sebaliknya apabila kita tidak bersyukur, maka kita perlu melihat pernyataan iblis pada Allah pada surat Al A’raf ayat 16-17. Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa iblis atau setan selama hidupnya akan selalu berusaha menyesatkan manusia. Mereka membuat manusia menjadi lupa bersyukur kepada Allah.

Pada akhirnya, manusialah yang menentukan, ingin menjadi hamba yang bersyukur atau bukan. Seperti terdapat dalam Surat Al Insan ayat 2-3, yang menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. Allah hendak menguji manusia dengan perintah dan larangan, sehingga manusia dijadikan bisa mendengar dan melihat. Sesungguhnya Allah telah menunjukkan jalan yang lurus kepada manusia, namun manusia ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur. Semakin banyak kita bersyukur, maka Allah akan menambah nikmatnya kepada kita. Seperti yang terdapat dalam surat Ibrahim ayat 7, “Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu memaklumkan, ‘sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat’.”

Dalam surat An-Nahl ayat 18, disebutkan bahwa jika seorang hamba ingin menghitung nikmat Allah, maka hamba tersebut tidak akan mampu menghitungnya, namun sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Meninjau ayat tersebut, kita bisa menangkap bahwa kebaikan Allah swt itu benar-benar tidak terbatas, maka sebagai orang yang beriman, sepantasnya kita mempergunakan waktu kita untuk bersyukur kepada Allah. Dalam beberapa kejadian, terkadang kita sebagai manusia, harus menunggu momen untuk bersyukur kepada Allah. Kita bersyukur saat ada peristiwa besar atau ketika sembuh dari sakit berat. Bentuk syukur kita yang hanya sesekali, menunjukkan seakan-akan kita tidak menyadari bahwa ada begitu banyak kemurahan dan kebaikan Allah di sekeliling kita. Kehidupan, kesehatan, kecerdasan, kesadaran, pancaindera, hingga udara untuk bernapas, merupakan nikmat Allah yang sering kita anggap biasa.

Kita sebagai manusia harus lebih banyak berpikir, merenung, dan mengubah perilaku kita terhadap Allah. Kita harus menyadari bahwa Allah telah memberikan berbagai hal di bumi dan di luar bumi ini, sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah, bagi orang-orang yang bisa mengambil pelajaran. Seperti disebutkan dalam surat Al A’raf ayat 58 tentang tumbuhnya tanaman-tanaman, “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”

Begitu pula yang termaktub dalam Surat Luqman ayat 31, “Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur.”

Sawah yang subur
(Sumber gambar: Adeola)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar