Minggu, 24 Agustus 2014

Lagi Booming ALS Ice Bucket Challenge

Personel Running Man Lee Kwang Soo sedang menyiram ember air es ke kepala Yoo Jae Suk
(http://media.tumblr.com/cd21dd90a1aaa135df8e5374d19f0603/tumblr_inline_naloj9qfYu1qkrtrj.jpg)

Artis-artis K-POP dan tokoh penting dunia lagi booming melakukan ALS ice bucket challenge. Di YouTube banyak video yang menampilkan detik-detik aksi tersebut. Penasaran dengan apa maksud di balik tantangan disiram seember air es dan es batu, saya pun bertanya pada seseorang sambil browsing juga di internet.

Langsung saja, apa sih ALS itu? ALS atau amytrophic lateral sclerosis itu semacam penyakit langka yang bisa membuat penderitanya merasakan sensasi serangan mati rasa seperti saat terkena bekunya es. Saat terjadi serangan, penyakit ALS yang menyerang saraf motorik, bisa membuat penderita tidak bisa melakukan hal-hal seperti bergerak, hingga menyebabkan kelumpuhan hingga kesulitan bernapas. 

Oleh karena itu, diadakanlah kampanye viral dengan cara mengajak orang lain untuk berdonasi sekaligus ditantang dengan disiram seember es batu. Ada contoh prosedurnya, jadi seseorang harus men-tag 3 orang temannya, misal A, B, dan C untuk melaksanakan tantangan. Buktinya bisa melalui foto atau video yang diunggah ke media sosial. Jika A tidak bisa melakukan hal tersebut dalam waktu 24 jam, maka dia harus berdonasi, misal $100. 

Meski tak luput dari kritik karena dinilai pemborosan air dan berefek samping pada kesehatan, hingga kini sudah banyak partisipan yang turut terlibat. Bahkan telah berhasil mengumpulkan dana puluhan juta dolar dari seluruh dunia. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dan penelitian penyakit ALS. (adl)


Info tentang Ice Bucket Challenge:

Intip juga bahayanya tantangan disiram seember air es: 

Rabu, 13 Agustus 2014

Perbandingan Pengabdian Hamba dan Kasih Sayang Allah

Sumber: http://p1.pichost.me/640/54/1771963.jpg

Renungan dari seorang ustadz mengenai perbandingan pengabdian kita kepada Allah dengan beribadah tidak sebanding dengan nikmat yang diberikan atas kasih sayang Allah kepada kita. Nikmat mata tidak sebanding dengan ibadah seorang hamba yang beribadah 500 tahun. Kisah dari malaikat Jibril kepada rasulullah saw. Ada seorang hamba yang berumur 500 tahun, Allah berkata, wahai Jibril, masukkan hamba tersebut ke dalam surga karena kasih sayang-Ku. Jibril berkata kepada hamba tersebut kalau dia akan dimasukkan ke surga karena kasih sayang Allah. Hamba tersebut tidak mau, dia ingin masuk surga atas hasil ibadahnya selama 500 tahun. Dia sepanjang hidupnya hanya dihabiskan untuk ibadah kecuali makan dan tidur. Jibril menyampaikan hal tersebut kepada Allah dan sebaliknya hingga 3 kali dialog. Singkat cerita, Allah lalu berkata, baiklah kalau begitu bandingkan dengan nikmat mata. Ternyata, hanya dengan mata saja ibadah 500 tidak sebanding. Maka Allah berkata, masukkan hamba tersebut ke dalam neraka. Pesan dari kisah ini adalah umur kita terbatas, berapa lama waktu yang kita gunakan sebagai pengabdian kita kepada Allah. Seperti tertera dalam surat Ar-Rahman “Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?”

Senin, 10 Maret 2014

Kewirausahaan dan Inovasi (Bag 1): Latar Belakang Perlunya Berwirausaha & Tujuan Berwirausaha


Mengembangkan Kewirausahaan dan Inovasi (Bag 1)

1.1  Latar Belakang Perlunya Berwirausaha

Saat ini di Indonesia terdapat banyak pengangguran. Mulai dari yang tidak pernah sekolah hingga yang berpendidikan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Kesenjangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja tersebut menimbulkan kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mengatasi pengangguran. Solusi tenaga kerja dapat hidup sejahtera tanpa menggantungkan dirinya menjadi pegawai atau karyawan adalah dengan memberikan arahan agar bisa menjadi pengusaha mikro. Hasilnya adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dalam menjadi seorang pengusaha, yang diperlukan adalah bekal keterampilan berwirausaha yang cukup.
Kebanyakan lulusan perguruan tinggi bekerja menjadi karyawan seusai mengenyam pendidikan. Keinginan untuk menjadi bos bagi dirinya sendiri masih kurang besar. Kondisi di Indonesia bisa dilihat pada Tabel Hubungan Status Pendidikan Tinggi dan Jenis Pekerjaan berdasarkan sumber Sakrenas, BPS, 2004.


Gambar 1.  Hubungan Status Pendidikan Tinggi dan Jenis Pekerjaan
(Sumber: Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba Empat. Hal 24)

Hadirnya pengusaha baru yang kreatif dan inovatif bisa meningkatkan perekonomian hingga berkali-kali lipat. Contohnnya adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di negara tersebut setiap saat tumbuh wirausahawan baru, lapangan pekerjaan baru pun ikut muncul. Lulusan sekolah bisnis, seperti MIT dan Harvard, yang memiliki mata kuliah kewirausahaan, membuat mahasiswanya tidak segan melakukan praktik wirausaha.

1.2.   Tujuan Berwirausaha

Tujuan seseorang untuk berwirausaha antara lain karena memperoleh empat imbalan berkut ini.


Gambar 2.  Imbalan Berwirausaha (Sumber: Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba Empat. Hal 26)
a.         Laba
Laba berarti dapat menentukan laba yang dikehendaki atau keuntungan yang diterima, serta berapa yang akan dibayarkan kepada pegawai atau pihak lain.
b.        Kebebasan
Kebebasan yaitu bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi dan intervensi, serta bebas dari budaya dan organisasi perusahaan.
c.         Impian personal
Impian personal merupakan hak menentukan visi dan misi sendiri, bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas yang membosankan.
d.        Kemandirian
Kemandirian adalah mengatur segalanya, seperti permodalan, pengelolaan, pengawasan secara mandiri atau menjadi manajer bagi dirinya sendiri. 
Perbedaan esensial antara wirausahawan dan karyawan adalah sebagai berikut.
Tabel 1.  Perbedaan Karyawan dan Wirausahawan (Sumber: Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba Empat. Hal 27)

No
Perbedaan
Karyawan
Wirausahawan
1
Penghasilan
Teratur
Bervariasi
2
Peluang menjadi kaya
Lebih besar
Relatif
3
Sifat pekerjaan
Rutin
Tidak rutin
4
Kebebasan waktu
Terikat jam kerja
Tinggi
5
Perkiraan jumlah kekayaan
Bisa dihitung
Tidak ada kepastian
6
Kreativitas & inovasi
Tidak dituntut
Dituntut
7
Ketergantungan
Tinggi
Rendah
8
Risiko
Rendah
Tinggi
9
Peluang menjadi bos
Rendah
Tinggi
10
Tanggung jawab
Relatif
Besar

Hampir tujuh puluh lima persen orang-orang terkaya di dunia, menurut majalah Forbes, merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian Thomas Stanley dan William Danko, pemilik perusahaan mencapai dua per tiga dari jutawan di Amerika Serikat. Orang-orang yang bekerja sendiri memiliki peluang empat kali lebih besar menjadi miliarder, daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau karyawan perusahaan.