Tausiyah
Online #2 – 16 Juli 2012
PUASA DAN BERDOA
by: Amalia Diena Listyanti
(photo: quranreading.com)
Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan
Ramadhan. Di bulan tersebut, umat Islam berkewajiban untuk menjalankan ibadah
puasa sesuai QS Al Baqarah ayat 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa”.
Perintah
berpuasa tersebut turun pada tahun kedua Hijriah pada saat menjelang bulan
Ramadhan, kira-kira 18 bulan setelah Rasulullah saw menetap di Madinah. Sejak diturunkannya
wahyu tersebut, Rasulullah saw beserta para sahabatnya mulai melaksanakan puasa
Ramadhan.
Sementara
itu, pengertian puasa secara etimologi adalah mencegah, sedangkan secara
terminologi puasa ialah beribadah kepada Allah swt dengan menahan diri dari
segala yang membatalkan seperti makan, minum, dan jima’, mulai dari terbit
fajar sampai terbenamnya matahari.
Jika
kita membandingkan dengan negara-negara non-tropis, waktu berpuasa mereka bisa
sangat panjang khususnya di musim panas, di mana siang lebih panjang dibanding
malam. Sementara kita yang tinggal di Indonesia, waktu puasa tidak pernah
lebih dari sekitar 13-14 jam tiap harinya. Apalagi kita juga tinggal di wilayah
yang mayoritas penduduknya muslim, idealnya kita dapat menjalankan ibadah puasa
dengan lebih mudah.
Bagaimanapun
juga, mudah atau sulitnya ibadah tersebut, puasa harus kita jalankan selama
sebulan penuh, kecuali bagi orang sakit, musafir, wanita haid atau nifas, serta
orang yang tidak mampu berpuasa (lansia), wanita hamil dan menyusui, serta
orang yang dipaksa (demi keselamatannya). Bagi yang tidak berpuasa tersebut
harus mengqadha puasanya, membayar fidyah, atau keduanya.
Kemudian,
berdasarkan Al-Quran dan hadis, Allah swt memberikan banyak pahala dan
keistimewaan bagi hamba-hamba-Nya yang berpuasa, apalagi di bulan Ramadhan. Berbagai
hal baik dianjurkan karena pahala dilipatgandakan. Salah satu anjuran adalah
banyak berdzikir dan berdoa.
Salah
satu terjemahan hadis berbunyi, “Tiga golongan yang tidak akan ditolak doa
mereka: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang
yang teraniaya” (HR. Tirmidzi).
Selain
itu, Allah swt juga telah memerintahkan manusia untuk senantiasa berdoa sesuai
QS Al Mu’min ayat 60, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu”.
Selanjutnya,
berikut adalah adab berdoa dan sebab-sebab doa dikabulkan menurut Sa’id bin
‘Ali bin Wahaf Alqahthani:
ADAB BERDOA DAN SEBAB DOA DIKABULKAN
1. Ikhlas
mengharap ridha Allah swt.
2. Diawali
dan diakhiri dengan pujian kepada Allah swt dan shalawat kepada Rasulullah saw.
3. Sungguh-sungguh
dan yakin akan dikabulkan.
4. Tegas
dan tidak tergesa-gesa.
5. Menghadirkan
hati (khusyu) dan pasrah.
6. Berdoa
pada waktu lapang dan sempit (berdoa pada tiap situasi).
7. Berdoa
hanya pada Allah swt.
8. Tidak
untuk kerusakan keluarga, harta, keturunan, dan diri sendiri.
9. Mengendalikan
suara.
10. Pengakuan
atas dosa dan memohon ampunan-Nya serta pengakuan atas anugerah-Nya dan tekad
untuk mensyukurinya.
11. Tidak
terkesan memaksakan (mengancan jika tidak dikabulkan).
12. Merendahkan
diri, penuh harap, dan rasa takut.
13. Menolak
kezhaliman beserta taubat.
14. Diulang
tiga kali.
15. Menghadap
kiblat.
16. Mengangkat
tangan (di luar shalat).
17. Dalam
keadaan berwudhu (jika memungkinkan).
18. Dengan
penuh kesadaran dan kemantapan.
19. Diawali
untuk diri sendiri jika akan berdoa untuk orang lain.
20. Tawassul
(menggunakan perantara) dengan asmaul husna dan sifat-sifat Allah yang agung,
atau dengan amal saleh yang dilakukan sendiri oleh yang berdoa, atau dengan
bantuan doa orang saleh yang masih hidup.
21. Makanan,
minuman, pakaian, dan harta lainnya diperoleh dengan cara yang halal.
22. Tidak
berdoa dengan dan/atau untuk dosa atau memutuskan silaturahmi.
23. Melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar.
24. Menjauhi
dosa dan maksiat.
Jadi,
dengan niat dan tujuan yang baik serta adab yang sesuai, insya Allah doa kita khususnya
di saat kita berpuasa di bulan Ramadhan akan dikabulkan oleh Allah swt. Wallahu
a’lam bish shawab.
Semoga
kita semua diberi kesehatan sehingga dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan
dan berbagai ibadah lainnya dengan baik. Amiin.
Referensi:
Al-Maghluts S. 2009. Atlas
Agama Islam. Jakarta: Almahira.
Andayani F. 2012.
Puasa Sejak Adam Hingga Muhammad. Harian Republika, 15 Juli, hlm 6.
Baqi MFA. 2006.
Al-Lu’lu’ Wal Marjan. Surabaya:
Bina Ilmu.
Faridl M. 2009. Do’a.
Bandung:
Pustaka.